Sabtu, 24 April 2010


CINTA ADALAH FITRAH YANG SUCI

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari
fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai
kematangan pikiran dan fisiknya.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)
Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya.
Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram
Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan
untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.
Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan
puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa
harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.
Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta
yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta
itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.
Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA

"Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan" (Sunan Ibnu Majah)
Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling
menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka.
Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan
agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah ketertarikan
secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah
cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan
kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan
juga menjerumuskannya ke jurang maksiat.
Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh
agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah
tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya.
Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya.Dan tidak ada yang
melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu
memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun
duka.

CINTA ADALAH FITRAH YANG SUCI

Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari
fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai
kematangan pikiran dan fisiknya.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21)
Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung dari bingkainya.
Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram
Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan
untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit.
Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan
puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa
harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik.
Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta
yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta
itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya.
Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram.

PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA

"Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan" (Sunan Ibnu Majah)
Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling
menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka.
Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang diharamkan
agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah ketertarikan
secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah
cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan
kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan menyengsarakannya dan bukan
juga menjerumuskannya ke jurang maksiat.
Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh
agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah
tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya.
Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya.Dan tidak ada yang
melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu
memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun
duka.




"Keistimewaan yang Tuhan berikan kepada wanita terlalu

banyaknya". "Kasihnya Tuhan kepada wanita!" Itulah kata-kata yang paling mudah digunakan untuk menggambarkan 'layanan' istimewa terhadap wanita dalam Islam. Sesungguhnya, tidak akan ada mana-mana ajaran, ideologi, isme atau agama lain yang dapat melayan wanita dengan sebegitu baik sepertimana Islam melayan wanitanya. Malah, kalau bergabung pun kesemua wanita yang cerdik pandai, berharta dan berkuasa di seluruh dunia ini untuk menambah hak dan pengiktirafan buat mereka, mereka pasti tidak akan mencapai taraf kemuliaan serta layanan baik yang Allah SWT tawarkan buat seorang wanita di dalam Islam.


Namun, ramai wanita yang tidak memahami hal ini. Lantaran itu kebanyakan mereka tertipu oleh nafsu sendiri dan merasa terkongkong dengan amalan atau larangan tertentu yang digunakan ke atas wanita Islam seperti amalan menutup aurat, larangan bergaul bebas, poligami, larangan wanita menjadi pemimpin dan lain-lain lagi. Mereka cukup takut dan gerun dengan kesemua amalan atau larangan yang dianggap sangat menindas wanita. Walhal kalau dikaji setiap satu amalan atau larangan itu, mudah sahaja untuk melihat hikmah dan kebaikannya kepada kaum wanita itu sendiri.


Lalu kita melihat apa yang diperjuangkan oleh pejuang-pejuang hak wanita ialah mereka kalau boleh tidak mahu sebarang sekatan dikenakan ke atas mereka. Tentulah ini tidak munasabah. Sedangkan manusia sendiri banyak membuat peraturan-peraturan serta larangan itu dan ini, atas alasan hendak menjaga keselamatan diri atau masyarakat awam. Contohnya, dalam soal lalu-lintas, terlalu banyak peraturan dan larangan yang manusia buat seperti jangan memandu melebihi had laju, tidak boleh letak kereta di garisan kuning, mesti berhenti apabila ada isyarat lampu merah, mesti hidupkan lampu selepas pukul 7 malam dan berbagai-bagai lagi. Kalau dalam bidang sekecil ini pun perlu banyak peraturan dan larangan, sudah tentulah dalam bidang kehidupan lebih memerlukan lagi, dan lebih-lebih lagilah kalau skopnya itu jauh lebih luas iaitu untuk keselamatan dunia dan Akhirat.

Tuhan sebenarnya sangat kasih dan memuliakan kaum wanita. Segala suruhan dan larangan yang Tuhan kenakan ke atas kaum wanita tidak lain dan tidak bukan ialah untuk memastikan keselamatan dirinya dan masyarakat dan sekali-kali bukan untuk menyusahkan mereka. Tetapi, atas hujah dan alasan apa dakwaan ini dibuat? Mari kita lihat satu persatu pengiktirafan yang diberikan olehTuhan kepada wanita, sama ada setara langsung atau pun tidak.
i) Gelaran bagi `isteri' di dalam Al Quran

Perkataan yang Allah SWT gunakan di dalam Al Quran untuk menunjukkan suami atau isteri adalah perkataan yang sama, sedangkan dalam bahasa- bahasa lain, perkataan untuk suami dan perkataan untuk isteri menggunakan dua perkataan yang berbeza. Misalnya, dalam bahasa Inggeris, perkataan untuk suami ialah `husband' manakala perkataan untuk isteri ialah `wife'. Sementara dalam bahasa Perancis pula, perkataan untuk suami ialah `mari' manakala perkataan `femme' untuk isteri.

Tetapi di dalam Al Quran, suami dan isteri tidak disebut dua perkataan yang berbeza `zaujuh' dan `zaujati'. Hanya satu perkataan yang digunakan untuk kedua-duanya iaitu `zaujuh' yang bermakna `pasangan'. Islam melihat suami dan isteri adalah pasangan, penutup dan juga pelindung buat yang lain. Mereka dilihat sebagai sepasang, bukan berasingan. Sudah tentulah ini bermakna yang kaum lelaki di dalam Islam tidak dianggap lebih mulia daripada kaum wanitanya. Apabila kita mengatakan sepasang kaca mata, sepasang stokin atau sepasang baju, tentulah kita menganggap mereka setara dan tidak dapat dipisahkan di antara satu sama lain. Dan sudah tentulah kita tidak menganggap yang stokin kanan lebih hebat daripada stokin kiri atau kaca mata kanan lebih baik daripada kaca mata kiri. Begitulah tamsilannya sepasang suami isteri di dalam Islam seperti yang tercatat di dalam Al Quran.



Namun, gelaran zaujuh ini hanya diberikan kepada isteri yang sama beriman. Bagi isteri yang tidak beriman, mereka tidak disebut zaujuh. Contohnya, isteri Nabi Lut dan isteri Nabi Nuh. Di dalam Al Quran, mereka disebut 'imraah', kerana isteri sebegini tidak dianggap pelengkap, pelindung atau penutup kepada suaminya.

ii) Pembelaan Rasulullah SAW Terhadap Wanita

Rasulullah SAW ada banyak menyatakan Hadis-Hadis yang menunjukkan betapa wanita itu dimuliakan di dalam Islam. Antaranya:

a. "Syurga di bawah telapak kaki ibu." Apakah wanita tidak rasa mulia dengan Hadis ini? Mengapa Rasulullah SAW memilih perkataan "di bawah telapak kaki" dan bukan "di dalam tangan" atau "di sisi" seorang ibu? Sudah tentu ini sangat menggambarkan mulianya seorang wanita di dalam Islam. Seorang yang faham tentu akan sangat memandang mulia, menghormati, membela serta berlumba-lumba untuk berkhidmat dan meng'hamba'kan diri kepada ibunya (dengan syarat segala yang dibuat itu tidak melanggar syariat). Tidakkah beruntung menjadi seorang ibu di dalam Islam? Dia tidak akan terbiar dan dipinggirkan, malah akan sentiasa dibela, dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya.

b. "Orang yang paling baik dari antara kamu itu ialah yang paling baik kepada isi rumahnya, dan aku ini orang yang paling baik dari antara kamu kepada isi rumahku."

c. "Tidak akan memuliakan perempuan-perempuan melainkan orang yang mulia, dan tidak menghina akan perempuan-perempuan melainkan orang yang hina."(Hadis riwayat Ibnu `Asakir)

d. "Bergaullah kamu dengan isteri-isteri kamu dengan cara yang sopan. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."

e. "Janganlah seorang mukmin lelaki membenci kepada seorang
(isterinya yang) mukminah, kerana walaupun ada satu perangainya yang lelaki itu tidak suka, tetapi (tentu) ada lain perangainya yang is suka."(Hadis riwayat Ahmad dan Muslim)

Demikianlah hak-hak istimewa seorang wanita yang diberi oleh Islam. Dalam satu masyarakat yang bertaqwa, kaum wanita tidak perlu bimbang yang mereka akan diperleceh, dipermain atau diperkotak-katikkan oleh kaum lelaki, sebaliknya mereka boleh yakin bahawa pihak lelaki akan sentiasa melindungi, menasihati, menegur dan membimbing mereka dengan ikhlas.

iii) Bahagian Tubuh Wanita Dianugerahkan Nama yang Mulia

Dalam tubuh wanita, ada satu bahagian yang diberi nana yang begitu mulia iaitu rahim. Perkataan ini diambil dari nama Tuhan, yang bermaksud `Maha Penyayang'. Sudah tentulah Tuhan tidak akan memberikan nama yang semulia ini kepada sesuatu yang hina di sisi- Nya. Sudah tentuTuhan akan memilih sesuatu yang mulia juga untuk dianugerahkan nama yang begitu mulia. Tuhan tidak berikan nama yang semulia ini kepada bahagian tubuh lelaki tetapi Dia memberikannya kepada bahagian tubuh wanita. Rahim inilah yang merupakan penghubung kepada makhluk. Di dalam rahimlah, wanita menjaga ciptaanTuhan dan memberi makan kepada apa yang Tuhan ciptakan.

Kaum wanita sepatutnya merasa sangat malu kepada Tuhan kerana memberi penghargaan yang begitu tinggi kepada mereka. Siapa boleh nafikan kepentingan rahim untuk kewujudan manusia? Anugerah rahim kepada wanita sebenarnya sudah cukup untuk membuktikan akan mulianya wanita di sisi Tuhan.



iv) Diberi Pahala yang Berterusan

Wanita disebut `kurang dari sudut agama', tetapi ini bukan bermaksud yang wanita itu kurang dari sudut iman dan taqwanya. Mereka cuma kurang bersolat ketika datang haid dan nifas. Namun, oleh kerana di waktu-waktu lain mereka sentiasa bersolat, maka sepanjang waktu haid dan nifas itu, Tuhan tetap memberikan juga pahala solat sekiranya mereka dapat bersabar dengan keadaannya yang tidak selesa itu.

Bayangkan seorang wanita yang baru melahirkan anak. Sudahlah digugurkan dosa-dosanya seperti seorang bayi yang baru lahir, diberikan pula pahala solat percuma sepanjang dia dalam keadaan nifas. Dan kalau dia sabar menyusu, memelihara dan melayan kerenah anaknya pula, makin banyaknya pahala yang Tuhan sediakan untuknya.


Aduh! Maha Pemurahnya Tuhan kepada wanita. Maha Baiknya Tuhan kepada golongan yang sering dianggap lemah dan terpinggir ini! Kalaulah wanita-wanita pejuang hak asasi itu tahu begini sekali ganjaran- ganjaran yang Tuhan berikan kepada seorang wanita mukminah, pastilah mereka akan meninggalkan perjuangan mereka. Tidak ada apa-apa lagi hak yang perlu diperjuangkan oleh seorang wanita mukminah. Yang Tuhan tawarkan itu pun sudah terlampau banyaknya.



Istri memegang peranan yang sangat penting dalam istana keluarganya. Maka ia dituntut untuk memahami peranan tersebut lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan berkeluarga. Menjadi Istri yang menyejukkan saat dipandang, patuh ketika disuruh melakukan hal-hal yang ma’ruf, memelihara kehormatan diri dan harta ketika suami pergi, niscaya menjadi dambaan setiap muslimah. Bagaimana tuk merealisasikan hal tersebut ?
1.Takwa kepada Allah dan menjauhi maksiat
Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Allah. Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncang kerajaan. Oleh karena itu jangan engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Allah.
Wahai hamba Allah……..jagalah Allah maka Dia akan menjagamu beserta keluarga dan rumahmu. Sesungguhnya ketaatan akan mengumpulkan hati dan mempersatukannya, sedangkan kemaksiatan akan mengoyak hati dan menceraiberaikan keutuhannya.
Karena itulah, salah seorang wanita shalihah jika mendapatkan sikap keras dan berpaling dari suaminya, ia berkata:”Aku mohon ampun kepada Allah….itu terjadi karena perbuatan tanganku (kesalahanku)….”Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah dari berbuat maksiat, khususnya:
  • Meninggalkan shalat atau mengakhirkannya atau menunaikannya dengan cara yang tidak benar.
  • Duduk di majlis ghibah dan namimah, berbuat riya dan sum’ah.
  • Menjelekkan dan mengejek orang lain. Allah berfirman, Wahai orang-orang yang briman janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang menolok-olokkan) dan janganlah wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan”(QS. Al Hujurat: 11).
  • Keluar menuju pasar tanpa kepentingan yang sangat mendesak dan tanpa didampingi mahram. Rasulullah bersabda:“Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya dan negeri yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya”(HR. Muslim).
  • Mendidik anak dengan pendidikan barat atau menyerahkan pendidikan anak kepada para pambantu dan pendidik-pendidik yang kafir.
  • Meniru gaya wanita-wanita barat. Rasulullah bersabda:”Siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka”(HR. Imam Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan Al-Albany).
  • Membiarkan suami dalam kemaksiatannya.
  • Tabarruj (pamer kecantikan)
2.Berupaya mengenal dan memahami suami
Hendaknya engkau berupaya memahami suamimu. Apa-apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah ‘Azza Wajalla.
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan baik.
Sesungguhnya hak suami atas istrinya itu besar. Rasulullah bersabda:“Seandainya aku boleh memerintahkanku seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud kepada suaminya”(HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda:Dua golongan yang shalatnya tidak akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali”(HR. Thabrani dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albany).
Ketahuilah, engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin Allah).
4.Bersikap qanaah (merasa cukup)
Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak.
Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu ‘anhunna…Salah seorang dari mereka bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah itu??? Ia berkata pada suaminya:“Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar dari api neraka…”
5. Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan baik dan menyiapkan makan pada waktunya.
Termasuk pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya (dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat kecantikan.
6.Baik dalam bergaul dengan keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang yang paling dekat dengannya.
Wajib bagimu untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
7.Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan kesedihannya.
Jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya. Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah radhiallahu ‘anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia.. Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama:” Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi, menaggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran”.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).
8.Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan dan kebaikannya kepadamu.
9.Menyimpan rahasia suami dan menutupi kekurangannya (aibnya).
Istri adalah tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi. Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’I seperti mengadukan perbuatan dhalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.
10.Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati dari kesalahan.
Termasuk kesalahan adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu dalam sabdanya:”Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya”(HR. Bukhary dalam An-Nikah).
Diambil dari : Rumah tangga tanpa problema, Syaikh Mazin Bin Abdul Karim Al- Farih.
“Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang dan rahmatNya. Amin.”

Kamis, 22 April 2010

Tips Keluarga Sakinah

Kita sering menyaksikan infotainment di TV, banyak selebritis yang kawin-cerai. Kayaknya sepele banget, sepertinya urusan yang satu ini cuma urusan administrasi saja.

Dalam tulisan ini, penulis tak hendak menjadi pengamat atau biang gosip bagi selebritis, tapi lebih pada kepentingan untuk memotivasi kita semua agar dapat menciptakan keluarga yang rukun dan damai. Karena sesungguhnya, bukan hanya selebritis yang bisa kawin-cerai, tapi masyarakat biasa juga bisa. Jika saja mereka mengerti betapa pentingnya mempertahankan sebuah perkawinan, apalagi buat kita yang beriman pada Allah swt, tentu pertimbangan yang sangat matang menjadi acuan utama.

Kadang kala hanya karena masalah kecil, mereka harus akhiri perkawinan dan anak-anak jadi korban sifat egois dan keangkuhan orang tua. Entah apa yang bisa kita pahami, lagi-lagi alasan hak asasi atau urusan pribadi dan hal lain sehingga orang lain sulit memberikan masukan. Apalagi disaat hati sedang "panas", wahh..tentulah sulit untuk bisa memberikan bantuan moral.

tentu kita sering menghadiri acara pernikahan teman sejawat atau keluarga kita dan sesering itu pula kita mendengar doa orang tua yang ingin anak-anak mereka dapat menjadi keluarga sakinah ketika menikah. Keluarga yang sakinah dan selalu penuh rahmat..begitu do'a para "sepuh".

Menurut kaidah bahasa Indonesia, s akinah mempunyai arti kedamaian, ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Jadi keluarga sakinah mengandung makna keluarga yang diliputi rasa damai, tentram, juga bahagia (mudah-mudahan bahagia lahir bathin).

Dari kata sakinah, kita dapat maklumi bahwa do'a para sepuh tadi adalah menginginkan suasana damai dalam rumah tangga. namun sering kedamaian dalam rumah tangga menjadi rusak hanya karena tidak adanya saling pengertian antara suami dan istri; apalagi kalau sudah menyangkut urusan materi. Berikut tips untuk menciptakan keluarga sakinah.

Penulis pernah dapatkan beberapa tips tentang bagiamana menjadi keluarga yang sakinah ini ketika mengikuti ceramah/khutbah di sebuah menjid di Jawa barat dan semoga berguna bagi kita semua :

1. ketika kita melamar 'sang pujaan' untuk menjadi istri, kita bukanlah sedang melamar/meminta kepada orang tua/wali si gadis; tetapi kita sedang meminta kepada Allah swt melalui orang tua/wali si gadis.
2. ketika kita menikah, kita bukanlah menikah di hadapan penghulu tetapi menikah di hadapan Allah swt.
3. ketika resepsi pernikahan berlangsung, catatlah dan hitunglah para undangan yang hadir untuk mendo'akan kita saat itu.Hal ini perlu kita lakukan dan pikirkan lebih dalam jika kita akan/sedang/sudah berpikir untuk bercerai, karena itu berarti kita harus meminta maaf kepada mereka karena telah menyia-nyiakan do'a mereka.
4. Selama menempuh hidup berkeluarga, sadarilah bahwa jalan yang akan kita lalui tidaklah melulu jalan yang bertabur bunga kebahagiaan tetapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.
5. ketika biduk rumah tangga oleng, janganlah saling berlepas tangan; tetapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan.
6. ketika kita belum dikaruniai anak, cintailai istri atau suami dengan 100 % sepenuh hati.
7. ketika sudah mempunyai anak, jangan bagi cinta kepada suami atau istri dan anak-anak dengan beberapa bagian tetapi cintailah suami-istri dan anak-anak dengan masing-masing 100% sepenuh hati.
8. ketika ekonomi keluarga belum membaik, yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami istri kepada Allah Swt (banyak juga kaum istri yang tidak tahan dengan kondisi serba kekurangan materi dan akhirnya memilih pergi).
9. ketika ekonomi sudah membaik, jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi ketika menderita (justru godaan banyak terjadi disini, ketika hidup susah; suami selalu setia namun ketika sudah hidup mapan dan bahkan lebih dari cukup, suami sering melirik yang lain dan bahkan berbagi cinta dengan wanita yang lain)
10. ketika anda adalah suami, boleh bermanja-manja bahkan bersifat kekanak-kanakan kepada istri dan segeralah bangkit menjadi pria perkasa secara bertanggung-jawab ketika istri membutuhkan pertolongan.
11. ketika anda seorang istri, tetaplah anda berlaku elok, tampil canti dan gemulai serta lemah lembut, tetapi harus selalu siap menyeleaikan semua pekerjaan dengan sukses.
12. ketika mendidik anak, jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.
13. ketika anak bermasalah, yakinlah bahwa tidak ada seorang anak pun yang tidak mau bekerjsama dengan orang tua, yang ada adalah seorang anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
14. bagi anda wanita, ketika ada PIL, jangan diminum, cukuplah suami anda yang menjadi "obat".
15. bagi anda lelaki, ketika ada WIL, jangan pernah ajak berlayar sebiduk berdua ke samudra cinta, cukuplah istri anda sebagai pelabuhan hati.
16. ketika kita menjadi keluarga yang sakinah, contohlah keluarga rasululloh saw.

nah, itulah tips yang mungkin bisa bermanfaat. memang lebih mudah menulis dari pada melakoni. tapi paling tidak, rasa hormat dan saling menghormati antara suami- istri serta saling mengerti hak dan kewajiban adalahs syarat mutlak untuk menjadi sakinah. yang paling berarti bagi kita jika hendak berlayar ke samudra kehidupan adalah 'keimanan", sehingga ombak yang besar sekalipun bisa kita lalui dengan sukses meski harus basah kuyup.

Selasa, 20 April 2010

Hal-hal Yang Disukai Pria Dari Wanita


Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

1. Karena akidahnya yang Shahih

Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena paham agama dan mengamalkannya

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

3. Dari keturunan yang baik

Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis

Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. Sehat jasmani dan penyayang

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia

Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan

Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa

Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya

Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat

Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.

Sumber :: dakwatuna.com
MENJADI SEBAIK-BAIK PERHIASAN DUNIA? KENAPA TIDAK?!


"الدنيا متاع وخير متاعها المرأة الصالحة"
Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah




Siapa yang tak kenal emas, perak, permata,berlian,yaqut dan seabrek perhiasan lainnya yang menyilaukan mata manusia,membuat manusia buta bahkan menjadi sebab manusia itu gila karenanya ??Sungguh,ada satu perhiasan dunia yang tidak melenakan dan membutakan manusia akan tetapi mampu membuat dunia ini tentram dan damai karenanya,ia adalah perhiasan yang tak tertandingi kilaunya,tidak akan pudar pesona dan keindahan sosok pribadinya ditelan zaman,bahkan bertumpuk uang milyaran rupiahpun tak akan sanggup menukar keanggunan pesonanya.Aduhai…betapa mulia dan tinggi derajatnya.Siapakah dia????

Ketahuilah!! Perhiasan terindah itu adalah wanita sholehah. Dari mana dia tercipta? Maha Besar Allah yang telah menciptakannya dari tulang rusuk kaum Adam.Sebuah tulang yang bengkok akan tetapi jika dipelihara dan dijaga dengan benar maka ia akan menjadi sesuatu yang indah dan tidak ada yang mampu menandingi keindahannya di dunia ini.Dia adalah wanita yang mampu menjadi primadona dunia dan akhirat. Primadona ini bukanlah sosok yang tampil dengan segala kemewahan, keglamouran ataupun kehebatan tampilan lahiriyah saja,akan tetapi primadona yang tampil dengan kecantikan sejatinya. Banyak di dunia ini fenomena-fenomena yang mengaburkan, menyilaukan bahkan sampai membutakan mata kaum Adam.Mereka yang begitu terpesona dengan keayuan dzahir wanita sehingga mereka jatuh terjerembab ke dalam kubangan penyesalan.Dan sekarang,sudah saatnyalah wanita menyadari posisinya sebagai fitnah bagi kaum lelaki sehingga dunia ini bisa hancur karenanya.Sekarang saatnya wanita sadar untuk menampilkan keanggunannya dari dalam dan dari luar.Sehingga akan tampak dari dalam dirinya ayu yang sebenarnya,tidak menyilaukan mata tetapi menyejukkan bagi siapa saja yang memandangnya.

Mari Berkenalan Dengannya!!
Untuk mengenalinya lebih dalam,kita akan menguak karakter dan ciri kepribadian makhluk yang menjadi sebaik-baik perhiasan dunia ini;

Taat kepada Allah dan RasulNya
Dalam segala aktivitas hidupnya ia niatkan hanya untuk mendapatkan keridloan Allah semata.Apa yang diperintahkan ia jalankan dan apa yang dilarang ia jauhi.Tidak memilah-milih entah itu berat atau ringan untuk ia jalankan.Selalu konsisten di dalamnya walau cercaan,hinaan bahkan siksaan harus ia terima.Ia tetap sabar menjalani- nya.

Berdiam di rumah dan tidak bertabarruj
Sebagaimana Allah berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu”.(Al Ahzab : 33)
Untuk lebih menjaga dirinya, seorang wanita muslimah hendaknya lebih banyak untuk berdiam diri di rumah dan tidak berhias dan bersolek untuk orang lain.

Menjaga anggota tubuhnya dari berbuat maksiat
Dialah wanita yang selalu menjaga matanya dari melihat hal-hal yang haram,menjaga lidahnya dari menggunjing,adu domba dan mencela orang lain,menjaga telinganya dari mendengarkan hal-hal yang kotor dan melalaikan,menjaga tangan dan kakinya dari menyakiti oranglain dan senantiasa menjaga hatinya agar selalu tunduk pada perintah Allah.

Taat kepada suami dan bertanggung jawab sebagai anak,isteri dan ibu
Sebagai anak yang sholihah,dia selalu berbakti kepada kedua orang tua dan tidak menyakitinya.Sebagai seorang isteri,dia mentaati suaminya yang selalu membuat suaminya senang dan tidak menuntut dengan sesuatu yang memberatkan- nya.Dan sebagai seorang ibu,dia berkasih sayang dan mendidik anak-anaknya sesuai dengan ajaran islam.

Menjaga amalan-amalan sunnah
Sesibuk apapun pekerjaan dan tugas nya,ia selalu menyempatkan diri untuk bertilawah,melaksanakan sholat sunah rawatib,sholat dluha,sholat tahajjud, bersedekah dan berpuasa sunnah.Serta amalan-amalan lain yang bisa mendatangkan pahala baginya.

Bersikap qonaah dan bersabar atas apa yang Allah takdirkan baginya
Dialah yang selalu menjaga diri dari mengeluh dan menuntut agar apa yang ia inginkan dapat terwujud.Dia selalu bersabar atas apa yang Allah takdirkan untuknya.Bersabar dan bersyukur apabila mendapat nikmat, bersabar dan tawakal apabila mendapat cobaan.

Mampu menjadi penerang bagi kaum wanita lainnya
Dialah seorang yang diteladani dalam segala hal.Sebagai seorang anak, isteri, ibu,tetangga dan da’iyah yang bisa dijadikan contoh untuk kaum wanita yang lain.Yang selalu berda’wah dengan lisan dan perbuatannya.Menyerukan kebenaran dan mencegah kepada kemungkaran.

Sebagaimana fitrah manusia yang selalu tertarik dan terpesona terhadap perhiasan dunia,yaitu perhiasan yang bisa menyesatkan mereka. Maukah Anda menjadi sebaik-baik perhiasan yang tidak menyesatkan akan tetapi malah lebih bisa menentramkan kehidupan manusia??? Wallahu a’lam.
Ciri-Ciri Wanita Teladan dan Istri Sholehah


1. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
mendahulukan kemahuan dan keinginan
suaminya dari kemahuan dan
kehendaknya sendiri.

2. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
bersikap malu terhadap suaminya,
bersopan santun pada setiap
perkataan dan perbuatan.

3. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
berhias diri bila di hadapan suami dan
sebaliknya apabila ketiadaan
suami.

4. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
bersedia melayani dan memenuhi
kehemdak batiniah dan zahiriah suami
bila diperlukan.

5. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menjaga kebersihan, kesihatan dan
kesempurnaan diri, rumah tangga
dan anak-anak suaminya.

6. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
mencintai dan menghormati kelluarga
suaminya seperti mana ia
mencintau dan menyayangi keluarganya
sendiri.

7. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menjaga auratnya dari pandangan yang
bukan mahramnya.

8. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menjaga pandangan matanya dari perkara-
perkara yang tidak sihat dan
mungkar.

9. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
memberikan kesetiaan, ketaatan dan
kepatuhan kepada suaminya selagi
suruhan itu tidak bertentangan dengan
perintah syariat.

10. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
memberikan layanan dan kasih saying
yang sepenuhnya dan membuatkan
suaminya merasakan rumah tangganya itu
sebagai tempat yang paling
selamat untuk mendapat ketenangan dan
kebahagiaan.

11. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menjaga rahsia serta maruah suami dan
keluarganya, demikian juga
dengan maruahnya sendiri.

12. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menjadukan suaminya sebagai ketua
dalam rumah tangga mereka sesuai
dengan sifat-sifat yang telah
dianugerahkan Allah kepada kaum lelaki.

13. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
memohon keizinan suaminya untuk keluar
dari rumah kerana sesuatu
hajat yang diharuskan oleh syara’.

14. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang
sentiasamemohon keizinan suaminya jika
mahu mengerjakan puasa sunat.

15. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
bersyukur dan tenang di atas segala
dugaan dan nikmat dari Allah
yang diberikan kepada suaminya.

16. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menemani suaminya ke muka pintu bila
ia hendak keluar dan
menyambutnya dengan seyuman bila ia
pulang.

17. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang tidak
membenarkan lelaki bukan mahram
memasuki rumah ketika ketiadaan
suami.

18. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
bersedia melaksanakan tugas dan
tanggungjawab sebagai seorang
isteri, ibu dan segala perintah Allah
dengan tabah dan sabar.

19. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
berdiam diri dan mendengar bila
suaminya sedang bercakap.

20. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang tidak meminta
sesuatu yang lebih dari suaminya
sedangkan ia tidak mampu untuk
menunaikannya.

21. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang sentiasa
menerima pemberian suaminya dengan
penuh kesyukuran dan keikhlasan.

22. Wanita teladan & isteri solehah
ialah mereka yang bijak
menguiruskan harta suami dalam
berbelanja dengan kadar yang
sederhana dan tidak membazir
Istimewa Wanita

Allah berfirman:

“Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia, namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.”

“Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.”

“Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”

“Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan,bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.”

“Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.”

“Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahawa seorang suami yang baik takkan pernah sakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu.”

“Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan.”

“Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya. Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya,kerana itulah hatinya,tempat dimana cinta itu ada.”

Mencari Suami Mithali dan Teladan yang Baik..

A. Suami Teladan ialah:
  • Suami yang selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhkan laranganNya. Selalu menjaga hubungan dengan isterinya serta melaksanakan tanggungjawab sesuai dengan kemampuannya. Ia selalu berterus terang dengan isterinya. Jika ia mempunyai kekurangan, ia akan menyatakan kepada isterinya.
  • Suami yang baik, tidak menyembunyikan rahsia yang tidak disenang iisterinya. Apabila berkata-kata dengan isterinya dengan cara lembut dan bersopan santun.
  • Suami yang soleh, selalu membimbing isterinya, menghiburkan isterinya,berbincang-bincang, menghargai pandangan isterinya dan sebagainya.
  • Suami yang menganggap isterinya sebagai kekasih dan sahabat. Tidak mudah cemburu. Mempunyai keyakinan dan menaruh kepercayaan terhadap isterinya.
  • Suami yang bijaksana, suami yang sanggup menjadi pemimpin rumahtangga
Suami yang layak menjadi pemimpin sekurang-kurangnya mempunyai ciri-ciri berikut iaitu:shollu1
1. Tubuh badan yang sempurna – sanggup melaksanakan tanggungjawabnya dengan kesempurnaan anggotanya. Ini bermaksud selagi mampu memenuhi keperluan zahir dan batin.
2. Akal fikiran yang sempurna – berfikiran positif.
3. Pengetahuan agama yang sempurna – untuk membimbing ahli keluarganya mengamalkan ajaran agama sebagai panduan hidup
4. Membelanjakan sebahagian harta – mencari nafkah untuk menyara hidup ahli keluarganya

B. Keperibadian Suami yang menjadi Impian isteri
1. Penuh kerinduan dan kasih sayang
2. Mencintai
3. Gagah dan berakhlak mulia
4. Kaya dan bijaksana
5. Memberikan cahaya kehidupan
6. Menegakkan kebenaran
7. Mulia di sisi Allah
C. Ciri-ciri Suami Teladan
- suami yang soleh yang sentiasa menjalankan perintah Allah
- suami yang tidak sanggup melihat isterinya meringankan perintahAllah
- suami yang bersikap mahu memaafkan dan membetulkan kesalahanisterinya.
1. Ciri-ciri suami yang soleh ialah:
a. Mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya dengan mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala larangan.
b. Mendirikan rumahtangga semata-mata kerana Allah SWT
c. Melayani dan menasihati isteri dengan sebaik-baiknya
d. Menjaga hati dan perasaan isteri
e. Sentiasa bertolak ansur dan tidak meminta sesuatu yang di luar kemampuan isteri
f. Bersabar dan menghindari daripada memukul isteri dengan pukulan yang memudaratkan
g. Jangan mengeji isteri di hadapan orang lain ataupun memuji wanita lain di hadapan isteri.
h. Bersabar dan menerima kelemahan isteri dengan hati yang terbuka
i. Mengelakkan daripada terlalu mengikut kemahuan isteri kerana ia akan menjejaskan imej dan prestasi suami sebagai pemimpin
j. Memberi nafkah kepada keluarga mengikut kemampuan
k. Menyediakan keperluan dan tempat tinggal yang selesa
l. Bertanggungjawab mendidik akhlak keluarganya
m. Sentiasa mengambil berat tentang keselamatan mereka
n. Memberikan kasih sayang dan berkorban untuk kepentingan dan kebahagiaan bersama.
2. Syarat mendirikan rumahtangga Islam agar mendapat keredhaan Allah SWT iaitu:
a. Ahlinya berpendidikan Islam, berjiwa teguh, tenang dan damai.
b. Suasana rumahtangga sentiasa riang dan penuh kegembiraan.
c. Rumahtangga sentiasa bersih dan selesa
d. Rumahtangga yang sentiasa memelihara dan menjauhi daripada perkara-perkara haram dan syubhat
e. Ahli-ahlinya bersolat secara berjemaah
f. Bersih hati, pancaindera dan anggota badan serta menjauhi sifat-sifat yang berlebih-lebihan ketika bersolek
g. Memuliakan dan menghormati agama serta memandang tinggi akan nilai-nilai keperibadian muslim
h. Anggota keluarga memiliki kesefahaman dan bijaksana dalam mentadbir rumahtangga
i. Memilih calon suami/isteri berasaskan Islam
j. Rumahtangga hendaklah sentiasa ke arah kebaikan dan kebajikan
k. Dakwah Islamiah sentiasa terlaksana dalam rumahtangga.
D. Suami yang penuh sentuhan kasih
Ada 10 nasihat untuk suami dalam memahami hubungannya dengan isteri :
1. Bersikap tegas dan lemah lembut terhadap isteri
doa-suami-soleh1Betapapun seorang wanita itu mempunyai kemampuan dan kemahuan yang tinggi,memiliki kemahiran serta percaya terhadap diri sendiri namun pada hakikatnya, ia masih ingin mencari perlindungan dengan seorang lelaki. Jika keinginan mencari perlindungan itu datangnya dari wanita, namun selalulanya ia merahsiakannya. Seandainya hajatnya tercapai, ia mengharapkan layanan yang lemah lembut dan amat mengharapkan perlindungan dari lelaki yang bertanggungjawab.
Sifat lemah lembut dan tegas ini harus dimiliki oleh lelaki kerana setiap isteri mengharapkan suaminya mampu menjadi pemimpin dalam rumahtangga yang dibina. Menjadi pemimpin bukan bermaksud menjadi “boss”. Sifat tegas dan lemah lembut ini biarlah kena pada tempatnya.
2. Memberi pujian terhadap isteri
Peranan wanita sebagai ibu menyebabkan ia perlukan perlindungan daripada keyakinan. Hanya suami yang bijaksana dapat memberikan keyakinan kepada isterinya. Dengan cara memberikan penghargaan seperti pujian, hadiah ataupun ungkapan yang boleh menambahkan keyakinan dalam diri isteri.
Jangan merasa hairan jika seorang wanita selalu bertanya kepadapasangannya, “Adakah engkau cinta padaku? ” Pertanyaan ini bukan bermakna ia tidak percaya kepada pasangannya tetapi ia menginginkan keyakinan untuk dirinya. Oleh itu, suami usah jemu dengan ungkapan itu, malah berusahalah untuk mengerti hakikat seorang wanita.
3. Menentukan batas tanggungjawab
Islam telah mengatur tanggungjawab terhadap suami dan isteri. Suamiberkewajipan mencari nafkah yang halal untuk kelurganya dan isteri pula berkewajipan melayan suami serta mengasuh anak-anak. Ini bukan bermakna tanggungjawab lain patut diabaikan, malah semua tanggungjawab lain seharusnya dipikul bersama mengikut keadaan masa dan tempat.
4. Menghindari kritikan terhadap isteri
Kritikan bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah. Ia boleh dilakukan, namun biarlah dengan lembut dan bertempat. Jangan sesudah bernikah, suami merasa berhak berkasar, mengkritik dan menghina isteri sewenang-malamcincinwenangnya kerana banyak kesannya pada isteri.
Suami yang terlalu banyak mengkritik isteri akan meninggalkan kesan negatif terhadap isterinya iaitu:
a. Perasaan isteri menjadi tertekan akibat menahan marah
b. Menimbulkan pelbagai jenis penyakit fizikal akibat daripada perasaan kecewa dan tekanan batin.
c. Isteri menjadi pemarah, pendiam, kadangkala hilang keinginan untuk bersama.
d. Akibat selalu dikritik serta tidak dihargai, isteri akan kehilangan identiti dirinya sendiri
e. Untuk menyenangkan hati, isteri akan menyalahkan anak-anak.
f. Jika perasaannya terlalu tertekan, mungkin ia inginkan perceraian.
5. Memperhatikan sesuatu yang romantik
Suami seringkali kurang memperhatikan keperluan yang tidak begitu penting seperti ulangtahun isteri, perkahwinan dan sebagainya. Namun bagi wanita,hal sebegitu penting. Cinta bukan hanya berkaitan dengan perasaan tetapi juga berkaitan dengan aktiviti romantik yangmempunyai nilai yang bererti dalam diri wanita. Mungkin sesuatu yang tidak bererti pada lelaki namun ianya amat bernilai pada wanita. Oleh itu suami harus banyak mempelajari keperluan isteri dan tidak menganggap
remeh terhadap kepentingan isteri.
6. Memahami isteri yang ingin selalu di samping suami
Setiap isteri selalu menginginkan serta merindukan untuk selalu bersama suaminya. Isteri selalu mengharapkan perhatian yang cukup dari suaminya. Kerana itu, suami yang baik akan berusaha meluangkan masa untuk
bersama isterinya. Selalu bersama boleh meningkatkan kasih sayang.
7. Menjaga perasaan aman dalam kehidupan isteri
Suami yang bertanggungjawab akan selalu memberikan rasa aman dan tenteram terhadap perasaan isterinya, selalu berusaha menyelesaikan setiap masalah rumahtangga dengan secepat mungkin. Berusaha membantu menyelesaikan masalah isteri.
8. Memahami gelora jiwa isteri
Wanita lebih mudah mengalami perubahan emosi jika dibandingkan dengan lelaki. Jika suami dapat menerima hakikat perubahan emosi isterinya,maka isterinya pasti dapat menerima suaminya sebagai org yang dapat
membimbing hidupnya.
9. Membina kerjasama yang baik
Suami yang boleh diajak berbincang dan selalu bekerjasama dengan isterinya akan mampu mengujudkan keluarga bahagia.
10. Memenuhi keperluan peribadi
Tidak ada dua wanita di dunia ini yang sama, kerana masing-masing memiliki peribadi yang khusus. Wanita mempunyai sifat yang unik baik dari segi emosi maupun keinginan. Suami yang bijaksana akan mudah memahami akan keperluan peribadi isterinya dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya sesuai dengan kemampuan dirinya.sarung-cincin-1
E. Kewajipan Suami Dalam Rumahtangga
1. Memenuhi mas kahwin isteri secara sempurna
2. Memberi nafkah kepada isteri
3. Menggaulinya dengan baik
a. Memberi nafkah sesuai dengan kemampuan
b. Sentiasa berbincang dengan isteri dalam segala hal
c. Mengajak isteri bergurau senda, berlaku lemah lembut kepadanya,menghiburkan isteri supaya hatinya sentiasa gembira.
d. Memaafkan kesalahan isterinya apalagi terhadap isteri yang berbudipekerti mulia.
e. Di hadapan isteri hendaklah menunjukkan keindahan dan kebaikan kerana isterinya juga menyenangi apa yg disenangi oleh suaminya.
f. Membantu isteri dalam urusan rumahtangga terutama apabila isteri sakit atau sibuk dengan pekerjaannya.
g. Tidak membuka rahsia isteri serta memperkatakannya di hadapan umum.
h. Melindungi isteri dari api neraka.
4. Cemburu hanya kerana agama dan kehormatan
Cemburu ini bermaksud, menjaga isteri dari segala sesuatu yang berbentuk pandangan, perkataan atau perasaan. Secara umum lelaki bersifat :
- berani dan gagah perkasa
- ingin menolong yang lemah
- ingin berkuasa
- kasar dan tamak
manakala wanita bersifat :
- lemah lembut
- pemalu
- mempunyai perasaan yang halus
- bersopan santun
- penyabar.
Sifat-sifat ini adalah bersesuaian dengan kewajipan dan tanggungjawab
masing-masing.
412725333_fe0484c3975. Membimbing isteri
Di samping memiliki sifat-safat yang baik, wanita juga mempunyai sifat buruk yang kadangkala merupakan sifat asal ataupun dari pengaruh luaran.
Diantaranya:
a. Mudah lupa dalam mengingati Allah
Kesibukan dengan harta kekayaan dan anak-anak kadang-kala membuat wanita lengah akan perintah Allah. Kelalaian ini akan memberi peluang kepada hawa nafsu menguasainya.
b. Mudah terpengaruh oleh tipu daya dunia
Kemilauan dunia sering membuat wanita terpedaya.
c. Sering bersikap bangga dan bermegah-megah kepada orang lain
Dengan memahami sifat isteri, suami boleh membimbing dan menasihati isteri. Suami pula sepatutnya tahu bagaimana cara membetulkan isteri. Tersilap cara akan mengakibatkan perselisihan.
Perselisihan dalam rumahtangga dapat dikurangkan sekiranya pasangan mengamalkan perangai yang baik seperti :
1. Janganlah suami dan isteri marah pada masa yang sama.
2. Jangan mengeluarkan suara yang kuat antara satu sama lain
3. Jika ada seorang yang harus menang dalam perselisihan, maka biarkanlah ia menang.
4. Jika harus mengkritik pasangan, lakukanlah dengan sikap kasih sayang.
5. Jangan mengungkit kembali kesalahan-kesalahan lalu
6. Lebih baik tidak mempunyai masa untuk orang lain daripada tidak mempunyai masa terhadap pasangan.
7. Jangan tidur jika ada perselisihan belum diselesaikan
8. Berkata sesuatu yang manis atau pujian pada pasangan kita sekurang-kurangnya sekali sehari.
9. Jika bersalah, akuilah kesalahan dan meminta maaf.
10. Jangan lupa bahawa perselisihan terjadi akibat dua orang dan biasanya org yang bersalah paling banyak berbicara.
6. Membimbing anak-anak
Seorang suami yang adalah suami yang tidak mengabaikan
tanggungjawabnya antaranya:
a. Memberikan nama yang baik bagi anaknya
b. Memberi nafkah
c. Bertanggungjawab atas pendidikan anak dan sebagainya.
Isteri

Nasehat Memilih Istri

Quantcast

 By Ukhty Mutiara

roses

Sedih aku. Kenapa ada ikhwan yang menolak akhwat hanya gara-gara fisik?! Padahal akhwat itu baik, cerdas, faham agama pula. Pokoknya insya Allah ia sholihah, tapi kenapa ada ikhwan yang menolaknya hanya gara-gara dia tidak cantik?!
Mereka, para ikhwan yang mementingkan kecantikan itu, mungkin beralasan dengan berkata bahwa cantik kan termasuk di dalam syarat-syarat wanita untuk dinikahi?! Mereka pun mungkin akan bilang bahwa haditsnya shahih lho! Tapi sayang, mungkin mereka nggak baca sampai akhir kalimat bahwa memilih wanita yang baik agamanya itu lebih selamat!
Mereka mungkin terus bilang, kalau mencari istri yang baik agamanya yang kebetulan cantik boleh khaaan?! Ya memang boleh, tapi pas kebetulan nggak cantik langsung di tolak khaaan?!
***

Ah, andai saja mereka tahu bahwa di zaman sekarang ini orang yang kaya itu akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Dan istri yang hebat di zaman ini adalah yang sanggup hidup miskin. Dan istri yang bijak di zaman ini adalah yang sanggup hidup kaya. Semua kan bisa bilang ‘saya siap hidup susah’ tapi dia nggak akan sanggup kalau nggak hebat. Semua juga siap hidup enak tapi dia akan bangkrut kalau nggak bijak.
Andai saja mereka tahu bahwa istri yang hebat dan bijak itu hanya ada pada istri yang sholihah. Dia lah yang qanaah, yang sanggup hidup dalam keadaan apapun yang diberikan suaminya kepadanya. Dia akan merasa cukup atas apa yang ada. Dan akan bersyukur atas kehidupan yang menyenangkan seperti dia akan bersabar atas kehidupan yang menyusahkan.
***
Mungkin para ikhwan itu hanya memaknai wanita yang baik agamanya itu sebagai wanita yang pakai jilbab panjang dan manis kalau tersenyum. Yang mungkin dari jilbab wanita tersebut mereka bisa menilai bahwa ia faham agama, dan dari senyumannya mungkin mereka bisa menilai bawa ia baik akhlaknya. Tapi mereka tidak tahu bahwa panjangnya jilbab dan manisnya senyuman hanyalah apa yang tampak di luar, sedangkan yang tidak tampak akan mereka ketahui setelah menikah.
Mereka akan tahu istri mereka sebenarnya ketika mereka sudah serumah dengannya, bukan di rumah orang tua ataupun di rumah mertua. Karena di rumah sendiri akan tampaklah seorang istri itu sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai anak orangtuanya yang manja dan selalu diturutkan keinginannya, ataupun sebagai menantu yang rajin dan akan selalu menampakkan kebaikan kepada mertuanya.
Mungkin sebaiknyalah orang-orang yang sudah menikah itu tinggal di rumahnya sendiri, walaupun harus kontrak atau kredit. Karena di rumah itu akan tampaklah sifat asli istri dalam menyikapi hidup yang diberikan suaminya kepadanya. Mereka akan tahu apakah jilbab isteri mereka membuktikan kefahamannya dalam agama, dan apakah manis senyuman mereka membuktikan kebaikan akhlaknya. Tetap dia pakaikah jilbab yang panjang itu ketika terik matahari panas menghujam?! Tetap adakah senyuman manis itu ketika lebat turunnya hujan?!
***
Isteri yang sholihah, dialah yang qanaah.
Yang tahu hari tak selalu cerah tapi dia tak berubah.
Istri yang sholihah itu tidak harus kaya, kalau pun kaya Alhamdulillah.
Dia juga tidak harus cantik, kalau pun cantik itu hadiah.
Isteri yang sholihah itu adalah yang qana’ah, senangnya berada di rumah.
Keluar rumah hanya dengan suaminya atau setidaknya dengan izinnya.
Dia tahu barang-barang telah mengalami kenaikan harga,
dan tidak menyusahkan suaminya dengan segala tuntutannya.
Ada juga memang wanita yang bekerja di luar rumah,
tapi yang sholihah, dia mau berhenti kerja kalau suaminya memerintahkannya,
dan tetap bekerja kalau suaminya meridhoinya.
***
Kau mungkin bingung bagaimana mungkin mendapatkan wanita shalihah
sementara sedari tadi aku terus berkata yang shalihah adalah yang qanaah,
sedangkan qanaah itu tidak tampak di mata.
Yang jelas, nggak usah muluk-muluk cari yang cantik,
karena yang cantik seperti bintang di langit.
Mungkin dia mudah ditemukan, bahkan di gelap malam,
tetapi sadarilah dia tak mudah dijangkau tangan.
Ketika itu pun kau mungkin melihatnya berkilauan,
tetapi sadarilah ketika siang dia menghilang.
Isteri yang sholihah itu seperti mutiara di dasar laut,
tak selalu putih terkadang terbungkus lumut.
Di dalam cangkangnya dia senang berada,
menjaga diri dan tak mudah digoda.
Kau mungkin harus menyelam untuk menemukannya.
Tapi kau akan tahu seberharga apa dia ketika kau mendapatkannya.
***
“Tiada kekayaan yg diambil seorang mukmin setelah takwa kepada Allah yang lebih baik dari istri sholihah.” [Hadits Riwayat Ibn Majah]

 -Mutiara-
yang berusaha menjadi seberharga namanya…
 
Sumber : http://mutiarasuamiku.wordpress.com/2006/12/26/nasehat-memilih-istri/#comment-286

Cinta Kasih dalam Keluarga

17 Oktober 2009 · 1 Komentar

Rate This
Quantcast

.
“Adapun wanita-wanita yang shalehah itu ialah wanita-wanita yang patuh (taat) dan memelihara kehormatan dirinya semasa ketiadaan suaminya sebagaimana Allah telah memelihara mereka.” [QS. An-Nisa: 34]

“Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
.
———————————————————————————
.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Ar Ruum: 21)
.
Allah telah memfitrahkan bagi manusia untuk mencintai keluarganya. Ketika cinta itu bersemi dan mekar sempurna dalam naungan ridha Allah, maka akan turun keberkahan dan ketentraman dalam keluarga tersebut.
.
“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran: 14).
.
Cinta yang mekar di dalam sebuah keluarga yang diridhai Allah akan membawa banyak sekali manfaat. Diantaranya adalah;
.
Memperkokoh Kasih Sayang
Semakin kuat perasaan cinta dan saling memiliki dalam sebuah keluarga, akan membawa kepada kokohnya keluarga tersebut. Keluarga Nabi -’alaihisshalawatu wa salam- sebagai contohnya. Semakin besar rasa cinta dalam sebuah keluarga semakin besar pula rasa kasih sayang di dalamnya.
.
Mempererat Hubungan dalam Keluarga
Apabila dalam keluarga telah terbina rasa cinta dan kasih sayang yang kokoh, tentu hubungan dalam keluarga tersebut menjadi kuat dan harmonis. Sehingga mereka biasa mengucapkan “baitii janatii”, rumahku adalah surgaku. Sungguh ucapan yang diinginkan oleh setiap orang.
Bila cinta sudah melekat,
Bagaikan besi bertemu karat,
Merona warna menebar aroma,
Menyajikan hijau pesona surga,
Menarik dan memikat jiwa,
Hingga enggan bila tak bersua.
.
Membentengi Keluarga
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6)
Dengan perasaan cinta, maka setiap anggota keluarga akan saling menjaga dan melindungi. Mustahil hal ini terjadi bila tidak ada perasaan cinta. Setiap anggota keluarga juga akan saling mengingatkan antara satu dengan yang lain agar terhindar dari perbuatan dosa dan acaman api neraka.
Sebuas-buasnya harimau tidak akan memakan anaknya sendiri.
Begitulah kira-kira, keluarga yang saling mencintai tidak akan membiarkan keluarga yang dicintainya celaka atau terjatuh ke jurang maksiat dan kesesatan.
Apakah kau lihat gembala kecil di sana,
Dengan tangan mungil dan sebatang ranting menghalau domda,
Dengan harap menuju hijauan padang gembala,
Dan terjauh dari tajam gigi-gigi serigala.
.
Menguatkan Agama
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar Ruum: 30)
Sesungguhnya manusia itu dilahirkan dalam keadaan islam, sebagaimana Rasulullah -’alaihisshalawatu wa salam- pernah bersabda, “Semua yang dilahirkan itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (islam), hanya saja orang tuanya yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi.”1
Dalam sebuah keluarga yang beriman dan saling menyayangi tentu setiap diri akan menjaga agar anggota keluarganya tetap berjalan sesuai fitrah dalam Islam. Sebab keluar dari fitrah agama sangat dilarang dan mendapatkan hukuman yang berat dari Allah. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas , lagi Maha Mengetahui.” (Al Ma’idah: 54)
.
Saling Nasehat-Menasehati dalam Kebaikan dan Taqwa
Dalam keluarga ini juga akan saling nasehat-menasehati dalam jalan agama yang benar ini.
“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (Al Balad: 17).
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 3).
“Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari -radhiallahu’anhu-, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda: Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim.”2
Ya Allah! Jadikan keluarga kami keluarga yang engkau ridhai.
Jadikan rumah kami, rumah-rumah untuk mengingati Engkau ya Allah.
Jadikan istri-istri kami, penghias dan penyemangat hidup kami,
Agar kami tidak lelah dan terjatuh dalam mentaatiMu.
Jadikan anak-anak kami penghibur mata dan hati,
Agar tak lelah kami dalam mengibadahiMu.
Jadikan pula mereka penyeru-penyeru,
Yang menyeru ke jalanMu dan pembela agamaMu.
Ya Allah! Rahmatilah kami, cintailah kami, ampuni dosa kami,
dan kumpulkan kami dalam surgamu.
Bersama para Nabi, Sidiqin dan Syuhada
serta orang-orang yang beriman kepadamu secara lurus.
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati,
dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Al Furqaan: 74)
.
.

1 HR. Bukhari
2 HR. Muslim
.
.
Sumber :
Setulus Cinta Selembut Rindu oleh Abu Abdullah Muhammad Al Bantuly