Rabu, 14 Oktober 2009

Media Hidroponik
    
Ada dua macam sistem hidroponik, yaitu  
  1. Hidroponik dengan mempergunakan media non tanah seperti; pasir, arang sekam, zeolit, rockwoll, gambut, sabut kelapa dll.
  2. Hidroponik dengan hanya mempergunakan air yang mengandung nutrien atau pupuk yang bersirkulasi sebagai media, akar tanaman terendam sebahagian dalam air tersebut sedalam lebih kurang 3 mm (mirip film), sistem ini disebut dengan NFT ( Nutrien Film Technical).
  
Media Non tanah
 
Yang sangat penting anda persiapkan untuk penanaman dengan sistim media non tanah adalah media yang mempunyai porositas (mempunyai ruang pori-pori) yang baik seperti pasir, arang sekam, zeolit, rockwoll, gambut dan sabut (kulit) kelapa.
 
Berikut ini dapat dapat dilihat perbandingan dari media-media tersebut diatas :
 
  1. Pasir
Pasir yang akan dipergunakan sebagai media hidroponik mempunyai bobot yang berat dan porositas yang kurang, sebelum dipergunakan harus disterilkan. Media pasir cocok untuk hidroponik selada, sawi, bayam dan kangkung. Cara men-sterilkan pasir untuk media hidroponik adalah dengan cara direbus dan dipanaskan dengan api dengan mempergunakan wadah seng atau periuk atau sejenisnya. Juga dapat dilakukan dengan direndam atau dicuci, buang ampasnya kemudian direbus sampai mendidih kemudian dikeringkan dengan jalan dijemur. Media pasir yang dipergunakan sebagai media hidroponik dapat dipergunakan berulang-ulang dengan setiap kali penanaman harus dilakukan pembersihan dan sterilisasi.
 
  1. Arang sekam :
Arang sekam (kulit gabah) mempunyai porositas yang sangat baik dan tidak perlu diseterilkan tapi hanya dapat dipergunakan untuk 2 kali penanaman. Media ini cocok untuk tanaman tomat, paprika, dan mentimun. Cara penyiapan media arang sekam ini dapat dilakukan dengan pembakaran sekam (kulit gabah) atau direndang (dipanaskan dengan api) diatas seng plat atau kuali dll.
 
  1. Zeolit :
Zeolit adalah pasir yang berwarna biru atau abu-abu dan mengandung unsur kapur (Ca) yang dapat berfungsi langsung sebagai pupuk dan mempunyai porositas baik. Sebelum mempergunakan media ini perlu dilakukan  pencucian hingga bersih, hal ini dilakukan sebagai penetralan karena zeolit mempunyai kandungan kapur (Ca) yang tinggi dan mempunyai keasaman yang tinggi. Zeolit dikatakan sudah bersih apabila pH = 6 –7. Zeolit dapat dipergunakan berulang-ulang dengan melakukan pencucian terlebih dahulu.
  
  1. Rockwoll :
Rockwoll adalah sejenis batu apung gunung, mempunyai porositas yang baik sekali dan tidak perlu dilakukan pencucian dan pen-steril-an. Rockwall sebagai media hidroponik hanya dapat dipergunakan dua kali penanaman.
  
  1. Gambut :
Gambut adalah merupakan bunga tanah yang cukup mengandung pupuk, mempunyai porositas cukup baik dan tidak perlu disterilkan. Gambut (peat moss) ini hanya dapat dipergunakan satu kali.
  
  1. Sabut (kulit kelepa) :
Sabut kelapa sebelum dipergunakan sebagai media hidroponik terlebih dahulu harus direndam  dengan air kapur atau tawas agar zat tanin (zat yang dapat meracuni tanaman) yang terdapat pada sabut dapat hilang. Perendaman dilakukan sampai air bekas perendam bersih atau bening, kemudian disterilkan dengan jalan merebus sampai mendidih.
 


Nutrien atau pupuk hidroponik yang telah dilarutkan dalam air didistribusikan kepada media dengan jalan jaringan micro irigasi, yaitu meneteskan dengan jaringan ke media tanaman dan langsung diserap, tidak bisa kembali lagi.
  
 
  
Media Air

Hidroponik dengan mempergunakan air sebagai media, yaitu air yang sudah mengandung larutan nutrien atau pupuk dialirkan selama 24 jam atau dengan menentukan jangka waktu tertentu. Akar tanaman terendam sebahagian dalam air tersebut sedalam lebih kurang 3 mm (mirip film), sistem ini disebut dengan NFT ( Nutrien Film Technical). Dengan teknik ini reaksi tanaman terhadap perubahan  formula pupuk dapat segera terlihat. Air yang mengandung pupuk dialirkan dengan bantuan pompa listrik, jadi listrik harus tersuplai selama 24 jam. 
  

  
Keuntungan dengan sistem media ini kita tidak perlu repot mengganti media setiap kali menanam, begitu tanaman dipanen di pagi hari, talang atau pot sebagai wadahnya dibersihkan dapat langsung disikat atau dicuci, usai dicuci NFT dapat diisi dengan bibit baru.
  

  

Wadah atau Pot
    

Wadah atau pot untuk media non tanah 

Wadah atau pot untuk penempatan media hidroponik non tanah tersebut diatas ditentukan oleh jenis tanaman yang akan ditanam, seperti sayuran tomat, paprika, mentimun dan lain-lain Perbedaan  jenis wadah atau potnya ditentukan ukuran atau besar tanaman yang akan ditanam.

Untuk tanaman sayuran seperti tomat, parika, mentimun, slada, sawi, seledri, kankung dan bayam dapat dipergunakan bahan sebagai berikut  :

  1. Polibag :
Yaitu karung plastik berukuran penampang 30 cm dan tinggi 25 cm, diberi lobang atau ventilasi dibawah dan disampingnya dengan paku.
 
  1. Bantalan atau bakul dari viberglass atau plastik :
Bantalan atau bakul ini dipakai adalah yang berukuran panjang 50 cm lebar 20 cm
Dan tinggi 10 cm. Atau dapat juga dipakai talang untuk rumah yang terbuat fiberglass yang disusun miring (lebih kurang 1 – 5 %).
 
  1. Parit atau cekungan yang dialas dengan lembaran plastik :
Parit digali sedalam 30 cm dan lebar 50 cm sedangkan panjang menurut kebutuhan dan kemudian diberi alas dari lembaran plastik.
 
  1. Akuarium dari kaca atau viberglass/platisk :
Akuarium yang dipakai sebagai wadah hidroponik untuk sayuran tersebut diatas berukuran lebih kurang lebar 70 cm, dalam 50 cm, dan panjang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Akuarium ini ditutup dengan triplek yang diatasnya diberi styrofoam atau polystylen dan diberi lubang berdiamater 10 cm dengan jarak disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Akuarium diisi dengan air nutrien, setinggi lebih kurang 15 cm dibawah triplek penutup.

Wadah atau pot untuk media NFT 

Wadah atau pot untuk penempatan media NFT dapat dibuat dari : paralon, fiberglass, yaitu talang yang dipergunakan untuk penampung air atap rumah dan atau wadah yang dapat dirancang khusus untuk hidroponik sistem NFT. Persayaratan wadah yang harus diperhatikan adalah :
  1. Penampang wadah atau peralon, talang dan lain-lain harus persegi empat (dasar talang datar), ini dimaksudkan bahwa supaya oksigen dapat merata diatas permukaan air karena ketinggian air yang mengandung nutrien diharapkan tidak lebih dari 3 mm.
  2. Kimiringan talang minimal 1 %.
  3. Kecepatan aliran air larutan nutrien dalam wadah atau talang 0,75 - 1 liter/menit.
  4. Panjang talang tidak lebih dari 12 m. 
  5. Dasar wadah harus licin untuk memungkinkan lancarnya aliran nutrien dan untuk dapat menyebarnya aliran nutrien kesuluruh permukaan wadah dapat ditebarkan kerikel, bata, atau sabut kelapa dll. 
Selain wadah, sistem hidroponik NFT juga dilengkapi bak atau tangki pengaduk dan penampung nutrien serta pompa lisrik yang hidup 24 jam atau pada waktu yang ditentukan untuk mengembalikan air larutan nutrien dari bak penampung ke bak pengaduk.

 
  






0 komentar:

Posting Komentar